Pendalaman
Materi I
1.
Penjelasan pengertian:
a.
Fisiografi yaitu uraian atau deskripsi
tentang genesis dan evolusi bentuklahan (AGI ,1962).Fisiografi yaitu deskripsi
kenampakan atau gejala alami dan hubungan timbalbaliknya (Monkhouse, 1972).
Fisiografi disamaartikan dengan geografi fisik dan di Amerika lebih terbatas
pada kajian bentuklahan (geomorfologi). Fisiografi adalah deskripsi bentuklahan
atau medan yang mencakup aspek fisik (abiotik) dari lahan (van Zuidam, 1979). Fisiografi
adalah studi mengenai daratan (geomorfologi), atmosfer
(meteorologi-klimatologi) dan laut (an) (Lobeck, 1939).
b.
Fisiografi lingkungan adalah uraian tentang
aspek fisik dari lingkungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya mencakup
aspek udara, tanah/batuan, air, dan lahan.
c.
Geomorfologi adalah kajian bentuklahan
terutama mengenai sifat alaminya, asal mula, proses perkembangan dan material
penyusunnya (Cooke, et al., 1979). Geomorfologi adalah ilmu pengetahuan yang
menguraikan bentuklahan dan proses pembentukannya dan menyelidikan hubungan
antara bentuklahan dengan proses tersebut dalam tatanan keruangannya (Van
Zuidam,et al., 1979). Geomorfologi adalah ilmu pengetahuan berkaitan dengan
bentuk lahan, baik di atas atau di bawah permukaan air laut, dan menekankan
pada genesis dan perkembangan pada masa datang dan konteksnya dengan lingkungan
( Verstappen, 1983).
2.
Fisiografi/geomorfologi dapat dijadikan
dasar kajian masalah lingkungan karena mempunyai potensi terapan dalam masalah
lingkungan yaitu seperti contoh dalam AMDAL memiliki 4 fungsi utama yaitu :
Ø Mengkaji
rona lingkungan awal dalam aspek morfologi, topografi, struktur geologi.
Ø Sebagai
bahan kajian dalam AMDAL yang mencakup indikator lingkungan dalam stabilitas
geologi/tanah (longsor,gempa, sesar, dan gunung api).
Ø Memperkirakan
dampak penting bagi lingkungan seperti:
kestabilan geologi, kestabilan lereng (erosi), keunikan bentuk lahan, dan
perubahan lahan akibat penggalian, penimbunan, terowongan, pemmbuangan sampah.
Ø Sebagai
studi evaluasi lingkungan seperti longsor tanah/batuan, ketidakstabilan lereng,
bahaya banjir, daya serap tanah akan air, dan penggundulan vegetasi
penutup.
3. Konsep dasar geomorfologi yang digunakan
untuk menganalisis aspek kebencanaan suatu daerah yaitu:
a. Konsep
dasar ke 3 yakni tingkat perkembangan relief permukaan bumi tergantung pada
proses geomorfologi yang berlangsung. Konsep ini menjelaskan bahwa bencana alam
yang terjadi dapat dianalisis melalui tingkat permukaan bumi, misalnya analisis
bencana pada dataran rendah seperti banjir, analisis pada dataran tinggi
seperti longsor.
b. Konsep
dasar ke 4 yakni geomorfologi terekam atau meninggalkan jejak nyata pada bentuk
lahan dan setiap proses geomorfologi memiliki karakteristik bentuk lahan yang
berbeda. Konsep ini menjelaskan bahwa bencana ekologi seperti longsor gempa
bumi, gunung berapi pada suatu daerah dapat dijalaskan melalui jejak nyata
bentuk lahan daerah tersebut. Misalnya jejak lahan yang terbentuk dari batuan
pasir akan mudah terjadi longsor atau
pada daerah volcano akan mudah terkena bencana gunung api.
c. Konsep
dasar ke 5 yaitu keragaman erosional agent seperti air dan angin dapat
membentuk urutan landform dengan tingkat kerawanan bencana yang berbeda pada
suatu daerah. Misalnya analisa yang terjadi pada suatu daerah dapat dilakukan
melalui bentukan landform oleh erosional agent seperti air yang dapat berupa
air permukaan tanah, air bawah tanah, gelmbang laut, arus laut, dan curah
hujan.
4. Ada 4 aspek utama dalam geomorfologi dan
arti pentingnya dalam studi ilmu lingkungan yaitu:
a. Static
geomorphology yaitu kajian tentang aktual bentuklahan. Pada studi ilmu
lingkungan aspek ini memiliki arti penting dalam menganalisis rona aktual
landform sehingga mampu menjawab jika terjadi permasalahan atau bencana pada
landform tersebut.
b. Dynamic
Geomorphology yaitu kajian tentang proses dan perubahan jangka pendek pada
bentuklahan. Aspek ini memiliki arti penting dalam menganalisis lingkungan
berkaitan dengan perubahan ekologis jangka pendek pada bentuk lahan tersebut,
misalnya analisis dampak lingkungan pada perubahan penggunaan lahan hutan
lindung menjadi hutan produksi.
c. Genetic
geomorphology yaitu berkaitan dengan perkembangan jangka panjang dari suatu
bentuk lahan. Aspek ini memiliki arti penting dalam menganalisis permasalahan
lingkungan berkaitan dengan asal usul bentuklahan yang terjadi dalam jangka
waktu yang panjang. Misalnya kajian tentang struktur batuan atau sifat
permaebilitas tanah yang menyerap air pada suatu daerah kekeringan.
d. Environmental
geomorphology yaitu berkaitan tentang ekologi bentuklahan yang berhubungan
dengan geomorfologi dan ilmu yang berkaitan dengan struktur lahan. Aspek ini
memiliki arti penting dalam mengkaji sumber daya yang terjadi pada lingkungan.
Pendalaman
Materi II
1. Penjelasan
tentang :
ü Satuan bentuk
lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas,
akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material
batuan, dalam skala ruang dan waktu kronologis tertentu.
ü Karakteristik
satuan bentuk dicerminkan melalui kesamaan struktur geologis atau
geomorfologis, proses geomorfologis, kesan dan kesamaan topografi, struktur
hidrologis, struktur tanah, dan vegetasi.
ü Manfaatnya
bagi kajian ilmu lingkungan antara lain: mempelajari bentang alam, membantu
dalam pembuatan peta geomorfologis, mengkaji permasalahan lingkungan seperti
bencana ekologis atau bencana akibat ulah manusia melalui kajian perubahan
bentuk lahan.
2. Satuan
bentuk lahan berdasarkan asal usulnya:
a. Bentuk lahan
asal vulkanis (V)
o Karakteristik
: Satuan bentuk lahan terbentuk dari aktifitas gunung api berupa bentuk-bentuk
eksplosif (krater letusan, ash dan cinder cone) dan bentuk-bentuk effusif
(aliran lava/lidah lava, bocca, plateau lava, aliran lahar dan lainnya) yang
membentuk bentangan tertentu dengan distribusi di sekitar kepundan, lereng
bahkan kadang sampai kaki lereng. Daerah pegunungan dengan vegetasi yang
terjaga dapat menjadi sumber air bersih yang dialirkan ke kaki dan lereng
gunung.
o Permasalahan
lingkungan : rusaknya seluruh ekosistem lereng gunung jika terjadi letusan
gunung api, penambangan pasir liar oleh warga sekitar, penebangan kayu liar
sehingga menyebabkan erosi, dan perubahan fungsi hutan lindung sebagai daerah
resapan air menjadi hutan produksi.
o Sumber daya
alam yang terkandung dapat berupa pasir dan batuan hasil letusan,
keanekaragaman hayati di lereng dan kaki gunung, serta potensi objek wisata
bagi wisawatan.
b. Bentuk lahan
asal struktural (S)
o Satuan
bentuk lahan terbentuk karena pengaruh kuat struktur geologis yakni adanya
proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan
pensesaran.
o Permasalahan
lingkungan : adanya erosi akibat gerakan lempeng saat terjadi pelipatan atau
pensesaran.
o Sumber daya
alam yang terkandung : batuan geomorfologis yang telah berproses pada waktu
geologis dan terbentuknya danau atau cekungan baru akibat patahan.
c. Bentuk lahan
asal fluvial (F)
o Satuan
bentuk lahan terbentuk karena aktifitas sungai dan air permukaan yang berupa
pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah seperi
lembah, ledok, dan dataran alluvial.
o Permasalahan
lingkungan yaitu banjir
o Sumber daya
yang terkandung yaitu keanekaragaman ekosistem di sungai dan sumber air bagi
warga sekitar.
d. Bentuk lahan
asal denudasional (D)
o Satuan
bentuk lahan terbentuk karena proses degradasi seperti pelapukan dan
perpindahan material dari lereng atas ke lereng bawah (longsoran). Denudasi
cendurung akan menurunkan bagian permukaan bumi yang positif hingga mencapai
bentuk permukaan bumi yang hampir datar membentuk dataran nyaris (pineplain).
o Permasalahan
lingkungan yaitu erosi dan longsoran.
o Sumber daya
terkandung : meningkatkan kesuburan tanah di dataran rendah akibat berpindahnya
sedimen humus di dataran tinggi akibat longsoran.
- Bentuk
lahan asal solusional (K)
o Satuan
bentuk lahan terbentuk karena proses pelarutan batuan yang mudah larut.
o Permasalahan
lingkungan : pertambangan liar batu gamping dengan bahan peledak akan merusak
struktur gunung karst dan membunuh hewan-hewan gua dan adanya penambangan berlebihan
oleh industri semen.
o Sumber daya
terkandung : pengunungan karst merupakan daerah sumber air melalui sungai bawah
tanah, keanekaragaman hayati ekosistem gua, penambangan guano untuk pupuk
pertanian, serta dapat dijadikan objek wisata.
- Bentuk
lahan asal marin (M)
o Satuan
bentuk lahan terbentuk karena proses aktifitas laut seperti gelombang, arus,
pasang surut, abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang.
Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir
yang terhampar sejajar garis pantai.
o Permasalahan
lingkungan yaitu adanya abrasi dinding pantai akibat aktifitas arus laut.
o Sumber daya
terkandung : keanekaragaman ekosistem pantai dan laut
- Bentuk
lahan asal eolin (E)
o Satuan
bentuk lahan terbentuk karena proses angin. Endapan angin terbentuk oleh
pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas angin. Endapan angin
secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu. Medan eolin
terpenuhi jika tersedia material berukuran pasir halus dan debu dalam jumlah
banyak, adanya periode kering yang panjang di sertai angin yang mampu
mengangkut dan mengendapkan bahan tersebut, dan gerakan angin tidak terhalang
oleh adanya vegetasi.
o .Permasalahan
lingkungan yaitu pengangkutan material halus tersebut dapat menyebabkan
gangguan pernapasan bagi penduduk sekitar dan menenggelamkan bangunan dengan adanya
kiriman pasir dan debu.
o Sumber daya
terkandung : fenomena gumuk pasir sebagai salah satu contoh bentuk lahan eolin
dapat menjadi objek wisata daerah setempat.
h. Bentuk lahan
asal glacier (G)
o Satuan
bentuk lahan yang terbentuk karena proses gerakan es (gletser) contohnya bentuk
lahan lembah menggantung dan morine.
o Permasalahan
lingkungan yaitu pencairan es yang terlalu cepat dan banyak dapat meningkatkan
level air laut sehingga membuat banjir rob bagi dataran rendah.
o Sumber daya
terkandung : merupakan sumber air bagi seluruh kehidupan di muka bumi.
- Bentuk
lahan organik (O)
o Satuan
bentuk lahan yang terbentuk karena pengaruh kuat aktifitas organisme (flora dan
fauna) contohnya mangrove dan terumbu karang. Hutan mangrove merupakan bentuk
lahan yang dipengaruhi oleh pohon bakau di tumbuh diatas lahan gambut atau
daerah pesisir. Sedangkan terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari
kapur (kalsium karbonat) dari laut.
o Permasalahan
lingkungan : pembabatan liar hutan bakau yang dirubah fungsi menjadi penambakan
udang atau ikan dapat merusak fungsi alami hutan bakau. Sedangkan terumbu
karang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu,
salinitas, dan sedimentasi. Perubahan iklim yang mencolok dapat menyebabkan
pemutihan karang (coral bleaching) yang membunuh organisme yang hidup di
karang.
o Sumber daya
terkandung : hutan bakau merupakan perisai alami terjangan ombak di daerah
pesisir dan keanekaragaman spesies tanaman bakau. Sedangkan ekosistem terumbu
karang merupakan tempat hidup berbagai jenis ikan seperti ikan kerapu, ikan
baronang, dan batu karang serta wilayah terumbu karang dapat dijadikan objek
wisata laut.
PENDALAMAN
MATERI KE 3
1.
Peta geomorfologi ialah peta yang
disusun berdasarkan hasil interpretasi inderaan jauh dan pengamatan/penelitian
lapangan yang disajikan dalam bentuk gambar, melalui proses kartografi. Keterangan peta
ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
2. Isi dari peta geomorfologi yaitu :
a. Kontur
b. Pola
aliran
c. Jaring-jaring
jalan dan tempat penting
d. Material
penyusun (batuan/tanah)
e. Aspek
morfologi/ bentuk lahan
f. Aspek
morfometri
g.
Proses geomorfik (erosi, longsoran, dst)
3.
Prosedur dalam pemetaan
geomorfologi adalah sebagai berikut:
a. Penyiapan
peta
Pada tahap penyusunan peta geomorfologi, semua unsur
yang menjadi persyaratan dalam pembuatan peta harus dimasukkan dan disesuaikan
dengan ketersediaan ruang pada lembar peta.
·
Sumber data
Sumber data yang diperlukan dalam pelaksanaan
pembuatan peta geomorfologi, di antaranya: peta rupabumi, foto udara, citra
satelit dan lain -lain. Peta rupabumi yang digunakan mengacu pada sistem
penomoran lembar peta Bakosurtanal.
·
Sistem referensi koordinat
Sistem referensi koordinat peta geomorfologi mengacu
kepada sistem referensi geodetik nasional yang ditetapkan oleh Bakosurtenal,
berdasarkan peraturan yang berlaku.
·
Ukuran lembar peta
Batas ukuran dan luas lembar peta ditentukan
berdasarkan koordinat, untuk skala 1:250.000 adalah 1,5 x 1 derajat, 1:100.000
adalah 30 x 30 menit, 1:50.000 adalah 15 x 15 menit, sedangkan untuk skala
1:25.000 adalah 7,5 x 7,5 menit.
·
Pemerian geomorfologi
Unsur geomorfologi yang tercantum dalam peta
geomorfologi meliputi satuan geomorfologi (bentukan asal dan bentukan lahan),
morfologi, jenis batuan, proses geomorfologi, tanah/soil dan tutupan
lahan.
b. Simbol
Simbol merupakan tanda yang dipergunakan untuk
mengutarakan informasi geomorfologi pada peta, berupa huruf dan angka, warna,
garis dan corak.
· Huruf dan
angka
Huruf dan angka digunakan untuk
menunjukkan satuan geomorfologi. Huruf digunakan untuk menunjukkan bentukan
asal dari satuan bentuk lahan. Angka digunakan untuk menunjukkan jenis bentuk
lahan pada masing-masing bentukan asal.
·
Warna
Warna digunakan untuk membedakan satuan bentukan asal.
Untuk masingmasing bentuk lahan diberi simbol warna gradasi dari tua ke muda
sesuai dengan warna dasar bentukan asal.
·
Garis
Garis digunakan untuk mengekspresikan elemen-elemen geomorfologi
dan batas satuan peta geomorfologi.
4. Untuk
tujuan sains peta geomorfologi memiliki kegunaan :
a.
memberikan informasi mengenai faktor
-faktor geologi apa yang telah berpengaruh kepada pembentukan bentang alam
disuatu tempat.
b.
memberikan informasi mengenai bentuk
bentang alam apa yang telah terbentuk karenanya. Pada umumnya hal tersebut
diumumkan secara diskriptif.
Untuk tujuan terapan peta geomorfologi
memiliki kegunaan yaitu :
a.
banyak memberi informasi mengenai
geometri dan bentuk permukaan bumi seperti tinggi, luas, kemiringan lereng,
kerapatan sungai dan sebagainya.
b.
memberi informasi mengenai proses
geomorfologi yang sedang berjalan seperti :
·
Jenis proses ( pelapukan, sedimentasi, erosi,
longsoran, pelarutan dan sebagainya).
·
Besaran dan proses ( berapa luas, berapa
dalam, berapa intensitas dan sebgainya).
5.
Simbol huruf dan warna unit utama geomorfologi yaitu:
a. Bentukan
asal struktur S (Structure) ungu
b. Bentukan
asal gunungapi V (Volcanic) merah
c. Bentukan
asal denudasi D (Denudasi) coklat
d. Bentukan
asal laut M (Marine) biru
e. Bentukan
asal sungai/fluvial F (Fluvial) hijau
f. Bentukan
asal angin A (Aeolian) kuning
g. Bentukan
asal kars K (Karst) orange
h. Bentukan
asal glasial G (Glacial) biru terang
Pendalaman Materi IV
1.
Peta geomorfologi dari foto udara
2. Peta
landsystem dari foto udara dan citra satelit.
Pendalaman materi 5
1. Apa
yang di maksud satuan medan dan satuan lahan. Bagaimana satuan tersebut di buat
atau disusun ?
2. Apa
yang di maksud karakteristik lahan dan kualitas lahan ?
3. Apa
keuntungan dan keunggulan prosedur evaluasi medan atau lahan satu tingkat dan
dua tingkat
4. Jelaskan
bagaimana peta kemampuan lahan dan peta kesesuaian lahan dibuat
Jawab
:
1. Satuan
medan adalah kelompok medan yang menunjukkan bentuk atau komplek benyuk lahan
yang sejenis dalam hubungannya dengan karakteristik medan dan komponen-komponen
medan yang utama (van Zuidam 1979), satuan lahan adalah bagian dari lahan yang
mempunyai karekteristik yang spesifik. Pembuatan peta satuan lahan dapat
menggunakan pendekatan geomorfologi, yaitu dengan memperhatikan: bentuk lerang Lereng :Lereng atau kondisi topografi
suatu wilayah memrupakan hal yang penting dalam pembuatan peta satuan lahan.
Kemiringan lereng dapat dihitung dari peta topografi. Besarnya indeks panjang
dan kemiringan lereng dapat ditentukan dengan cara mmenghitung kerapatan garis
kontur per saatuan panjang. Bentuk lahan : yaitunInformasi
geomorfologis suatu daerah sangat penting untuk diketahui dan dipahami terutama
kaitannya dengan permasalahan lingkungan yang pernah, sedang atau akan terjadi.
Proses-proses geomorfologis yang mencakup proses endogenik dan eksogenik yang
terjadi pada kala umur manusia dapat dipahami dan diinterpretasikan dari
satuan-satuan bentuklahan yang menyusun suatu daerah. Analisis morfoometri,
morfogenesis, morfokronologi dan morfoaransemen merupakan kunci dalam memahami
proses-proses geomorfologi suatu daerah. Untuk itu, informasi geomorfologi ini
sangat pening dalam penyuusunan dan pembuatan peta satuan lahan. Keadaan Tanah : Faktor iklim dan organisme yang
merupakan proses geomorfologi pada satuan bentuklahan tercermin pada proses
pembentukan tanah. Proses geomorflogi merupakan hasil interaksi yang kompleks
antara ikliim, organisme, batuan serta relief. Pemahaman yang komprehensif
mengenai satuan tanah akan menggambarkan persebaran lahan yang ada di suatu
daerah. Penggunaan lahan : Penggunaan lahan
merepresentasikan campur tangan kegiatan manusia di lahan yang dapat
mendegradasi ataupun mengagradasi suatu lahan. Untuk itu, informasi mengenai
penggunaan lahan merupakan faktor penting dalam pembuatan satuan lahan.
2. Kualitas lahan
adalah sifat-sifat pengenal atau attribute yang bersifat kompleks dari sebidang
lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan ( performance) yang berpengaruh
terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu dan biasanya terdiri atas satu
atau lebih karakteristik lahan (land characteristics ). Kualitas lahan ada yang
bisa diestimasi atau diukur secara langsung di lapangan, tetapi pada umumnya
ditetapkan berdasarkan karakteristik lahan. da empat kelompok kualitas lahan
utama : (a) Kualitas lahan ekologis yang berhubungan dengan kebutuhan tumbuhan
seperti ketersediaan air, oksigen, unsur hara dan radiasi (b) Kualitas yang
berhubungan dengan kualitas pengelolaan normal, seperti kemungkinan untuk
mekanisasi pertanian (c) Kualitas yang berhubungan dengan kemungkinan
perubahan, seperti respon terhadap pemupukan, kemungkinan untuk irigasi dan
lain-lain (d) Kualitas konservasi yang berhubungan dengan erosi.
karakteristik permukaan lahan adalah hasil interaksi
antara proses fisik dan gerakan kerak dengan geologi lapisan permukaan bumi.
Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuklahan
merupakan bentang permukaan lahan yang mempunyai relief khas karena pengaruh
kuat dari struktur kulit bumi dan akibat dari proses alam yang bekerja pada
batuan di dalam ruang dan waktu tertentu. Masing-masing bentuklahan dicirikan
oleh adanya perbedaan dalam hal struktur dan proses geomorfologi,
relief/topografi dan material penyusunnya.
3.
Dalam evaluasi lahan ada 2 macam pendekatan/ tingkatan
yang dapat ditempuh mulai dari tahap konsultasi awal (initial consultation)
sampai kepada klasifikasi kesesuaian lahan (FAO, 1976). Kedua pendekatan itu
adalah: 1) Pendekatan dua tahapan ( two stage Aproach) : Pendekatan dua
tahap terdiri atas tahap pertama adalah evaluasi lahan secara fisik, dan tahap
kedua evaluasi lahan secara ekonomi. Pendekatan tersebut biasanya digunakan
dalam inventarisasi sumber daya lahan baik untuk tujuan perencanaan makro,
maupun untuk studi pengujian potensi produksi (FAO, 1976). 2) Pendekatan/evaluasi
parallel (parallel approach): Dalam pendekatan paralel kegiatan evaluasi
lahan secara fisik dan ekonomi dilakukan bersamaan (paralel), atau dengan kata
lain analisis ekonomi dan sosial dari jenis penggunaan lahan dilakukan secara
serempak bersamaan dengan pengujian faktor-faktor fisik.
dalam suatu evaluasi lahan digunakan berbagai
parameter untuk menilainya yang disusun dalam suatu kualitas lahan dan
karakteristik lahan. Berikut adalah contoh mengenai kualitas lahan dan
karakteristik lahan yang digunakan menurut CSR/FAO (1983).
a. Temperatur
:
i.
Temperatur
rata2
ii.
Elevasi
b. Ketersediaan
air
i.
Curah
hujan
ii.
Lama
masa kering
iii.
Kelembaban
udara
c. Ketersediaan
oksigen :
i.
Drainase
d. Media
perakaran :
i.
Drainase
ii.
Tekstur
iii.
Bahan
kasar
iv.
Kedalaman
tanah
v.
Ketebalan
gambut
e. Toksisitas
:
i.
Alumunium
ii.
salinitas
perosedur
evaluasi 1 tingkat / parallel keuntungannya : Cara seperti ini umumnya
menguntungkan untuk suatu acuan yang spesifik dalam kaitannya dengan proyek
pengembangan lahan pada tingkat semi detil dan detil. Melalui pendekatan paralel
ini diharapkan dapat memberi hasil yang lebih pasti dalam waktu yang singkat
prosedur
evaluasi 2 tingkat keuntungannya : Klasifikasi terhadap lahan memiliki 2 data kesesuaian
yaitu: a. data tentang kesesuaian lahan
untuk jenis penggunaan yang telah diseleksi sejak awal kegiatan survei, seperti
untuk tegalan (arable land) atau sawah dan perkebunan. b. data tentang analisis
sosial ekonomi terhadap lahan yang di evaluasi. Dalam evaluasi 2 tingkan hasil
dari evaluasi tahap pertama ini disajikan dalam bentuk laporan dan peta
kemudian dijadikan subjek pada evaluasi tahap kedua yaitu digunakan sebagai
dasar analisis aspek ekonomi dan sosialnya sehingga bukan hanya data tenatng
lahan saja yang diperoleh tapi juga diperoleh data tentang aspek social budaya
pada lahan tersebut
4.
Penilaian kesesuaian lahan dilaksanakan
dengan cara mencocokkan (matching) data tanah dan fisik lingkungan dengan tabel
rating kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan penggunaan
lahan mencakup persyaratan tumbuh/hidup komoditas pertanian yang bersangkutan,
pengelolaan dan konservasi. Pada proses matching hukum minimum dipakai untuk
menentukan faktor pembatas yang akan menentukan kelas dan subkelas kesesuaian
lahannya. Dalam penilaian kesesuaian lahan perlu ditetapkan dalam keadaan
aktual (kesesuaian lahan aktual) atau keadaan potensial (kesesuaian lahan
potensial). Keadaan potensial dicapai setelah dilaksanakan usaha-usaha
perbaikan (Improvement = I) terhadap masing-masing faktor pembatas untuk
mencapai keadaan potensial. Sebelum melaksanakan evaluasi lahan, terlebih
dahulu harus ditetapkan asumsi-asumsi yang akan diterapkan. Dalam hal ini
apakah evaluasi lahan akan dilakukan dengan asumsi pada kondisi tingkat
manajemen rendah (sederhana), sedang, atau tinggi. Evaluasi lahan untuk tujuan
perencanaan pembangunan pertanian perkebunan besar dengan masukan teknologi
tinggi, tentu berbeda asumsinya jika tujuan evaluasi lahan hanya untuk
perkebunan rakyat yang cukup dengan masukan teknologi menengah. Demikian pula
dalam hal penggunaan alat-alat pengolahan tanah dalam pembukaan lahan
pertanian. Jika lahan akan diolah secara manual (cangkul atau bajak) maka
asumsi yang dapat digunakan dalam menilai kualitas dan karakteristik lahan
berbeda dengan penggunaan alat-alat berat (mekanik). Sebagai contoh penilaian
terhadap tekstur tanah yang liat dan/atau berkerikil untuk pengolahan tanah
secara manual tidak terlalu bermasalah dibandingkan jika menggunakan alat
mekanik. Kasus serupa dalam menghadapi kualitas lahan terrain dalam hal ini
lereng. Pada lereng lebih besar dari 8% jika tanah diolah dengan menggunakan
traktor merupakan masalah, tetapi tidak demikian kalau diteras dengan
menggunakan alat pengolah tanah yang sederhana.
Asumsi
dapat dibedakan terutama atas dua hal: (1) yang menyangkut areal proyek; dan
(2) yang menyangkut pelaksanaan evaluasi/interpretasi serta waktu berlakunya
dari hasil evaluasi lahan. Beberapa contoh asumsi yang ditetapkan untuk
evaluasi lahan secara kuantitatif fisik adalah sebagai berikut:
Data
tanah yang digunakan hanya terbatas pada informasi atau data dari satuan lahan
atau satuan peta tanah.
·
Reliabilitas data yang tersedia: rendah,
sedang, tinggi
·
Lokasi penelitian atau daerah survey
·
Kependudukan tidak dipertimbangkan dalam
evaluasi
·
Infrastruktur dan aksesibilitas serta
fasilitas pemerintah tidak dipertimbangkan dalam evaluasi.
·
Tingkat pengelolaan atau manajemen
dibedakan atas 3 tingkatan yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
·
Pemilikan tanah tidak dipertimbangkan dalam
evaluasi.
·
Pemasaran hasil produksi serta harga jual
tidak dipertimbangkan dalam evaluasi.
·
Evaluasi lahan dilaksanakan secara
kualitatif, kuantitatif fisik atau kuantitatif ekonomi.
Pendalaman materi 6
1. Apa
yang dimaksud surficial materi ? dimana materi tersebut ditemukan
2. Bagaimana
metode mengeveluasi potensi sumberdaya mineral dan batuan
3. Apa
yang dimakasud : bahaya, bencana dan potensi bencana
4. Bagaimana
memperhitungkan potensi bencana
Jawab dengan basis fisiografi
Jawab :
1. pengantar
Bahan surficial
Geologi proses seperti pelapukan dan
erosi batuan dasar yang hancur menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dari
sedimen. Sedimen seperti tanah liat, lumpur, pasir, kerikil, dan deposito
longgar lainnya yang terletak di atas batuan dasar dikelompokkan bersama dalam
kategori umum dari bahan surficial. Bahan-bahan bukan tanah, mereka adalah
material bumi yang lebih dalam yang terletak di antara zona tanah dan batuan
dasar yang mendasari. Tanah umumnya berkembang dengan pelapukan bagian paling
atas dari bahan-bahan.
2. Metode
untuk mengevaluasi potensi sumberdaya mineral dan batuan adalah dengan melihat
lithologi, ciri-ciri ubahan dan mineralisasinya. Sejumlah batuan dan singkapan
batuan diambil untuk dilakukan analisis dasar penentuan potensi sumberdaya
mineral dan batuan.
3. Bencana
menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, Bencana dapat
didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
Bahaya (hazard) adalah suatu fenomena fisik, fenomena, atau aktivitas manusia
yang berpotensi merusak, yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa atau cidera,
kerusakan harta-benda, gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan
(ISDR, 2004 dalam MPBI, 2007) atau peristiwa kejadian potensial yang merupakan
ancaman terhadap kesehatan, keamanan, atau kesejahteraan masyarakat atau fungsi
ekonomi masyarakat atau kesatuan organisasi pemerintah yang selalu luas
(Lundgreen, 1986).
Resiko Bencana
adalah probabilitas timbulnya konsekuensi yang merusak atau kerugian yang sudah
diperkirakan (hilangnya nyawa, cederanya orang-orang, terganggunya harta benda,
penghidupan dan aktivitas ekonomi, atau rusaknya lingkungan) yang diakibatkan
oleh adanya interaksi antara bahaya yang ditimbulkan alam atau diakibatkan manusia serta
kondisi yang rentan (ISDR, 2004 dalam MPBI, 2007).
4. Cara
untuk memperhitungakan resiko bencana adalah dengan melakukan pendekatan
ekologi dan pendekatan
keruangan yang berdasarkan atas analisa ancaman (hazard), kerentanan dan
kapasitas sehingga dapat dibuat hubungannya untuk menilai resiko bencana dengan
rumus:
RB = HxV/C
RB: Resiko bencana
H: Hazard (bahaya)
V: Vulnerability
(kerentanan)
C: Capasity (kemampuan)
Pendalaman materi 7
1. Buat
kerengka teoritik untuk aplikasi geomorfologi kajian air tanah pada suatu
daerah
2. Buat
diagram alir penelitian untuk soal nomor 1
Artikan
rong:
geologic
study enable large areas to be rapidly and economicaly appraised on a
preliminary basis as to their potential for groundwater development. A geologic
investigation begins with the collection, analysis, and hydrogeologic
interpretation of existing topographic maps, aerial photograph geologic logs
and maps, and other pertinent records. This should be supplemented, when
possible, by geologic data on : streamflow and springs; well yields;
groundwater recharge; discharge and levels; and water quality. Such an approach
should be regarded as a first step in any investigation of subsurface water
because of no expensive equipment required; furthermore information on geologic
composition and structure defines the need for field exploration by other
methods.
Knowledge
of depositional and erosional event in an area may indicate the extend and
regularity of water-bearing formation. The type of rock formation will suggest
the magnitude of water yield to be expected; one information may be adequate
for domestic supply. Stratigrafi and geologic history of an area may several
aquifers beneath unsuitable upper strata, the continuity and interconnection of
aquifers, or important aquifers boundaries. The nature and thickness of
overlying beds, as well as the dip of water-bearing formations, will enable to
estimates of drilling depth to be made. Similarity, confined aquifers may be
notedf and the possibly of flowing wells surface unconsolidated formations
serving as aquifers, such as may form impermeable barriers to subsurface flow,
frequently can be mapped from surfacetraces.
0 komentar:
Posting Komentar